Berdasarkan pada survei tahun 2006 oleh Centers for Disease Control and Prevention (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit),
sedikitnya 22% siswa SMU di Amerika merokok setiap hari. Nyatanya,
meskipun penelitian mengindikasikan kalau merokok telah menurun dalam
empat tahun terakhir ini, statistik tetap memperlihatkan bahwa satu dari
lima orang Amerika tetap merokok. Suatu penelitian di tahun 2005
mengungkapkan bahwa lebih dari 20% orang dewasa di Amerika Serikat
adalah perokok.
Meskipun laju pertumbuhan perokok pada pelajar SMU telah menurun
sejak 1997, angka jumlah remaja yang merokok sama dengan orang dewasa,
dan bahkan pada beberapa kasus lebih tinggi. Semakin dini seseorang
mulai merokok, semakin cenderung mereka akan tetap merokok saat dewasa
nanti. Karenanya, tidaklah mengherankan jika merokok adalah penyebab
utama kematian dini di Amerika Serikat.
Tetapnya saja pertanyaan ini perlu jawaban : Mengapa remaja merokok ?
Apakah dikarenakan pengaruh media atau karena mereka mendapatkan
kebiasaan ini dari orang dewasa yang merokok ? Penelitian memperlihatkan
kalau para remaja merokok dikarenakan mereka hanya penasaran tentang
rasanya atau perasaan yang didapatkan ketika merokok. Beberapa
mengatakan kalau mereka berpikir merokok adalah salah satu metode yang
bagus untuk mendapatkan penurunan berat badan. Meskipun suatu peringatan
ditempel di kotak rokok yang dengan jelas bertuliskan, "merokok
membahayakan kesehatan anda", tetap saja ini tidak menghentikan para
remaja untuk mencoba menjalankan kebiasaan merokok.
Bukti-bukti medis telah memberi fakta bahwa merokok menyebabkan
peningkatan laju metabolisme tubuh dan dapat menekan selera makan. Namun
sangat penting untuk dicatat bahwa merokok akan "menumpulkan" indera
pengecap, yang karenanya, menjadi alasan bagi "hilannya selera makan".
Argumentasi ini didukung oleh beberapa kasus orang yang mengalami
kenaikan berat badan setelah mereka berhenti merokok. Sejak indera
pengecap mereka mulai berfungsi dengan normal, mantan perokok akan dapat
menikmati makanan mereka dan kemudian menambah berat badan mereka.
Mereka yang tidak merokok mungkin menemukan cara untuk menjauhi
kebiasaan ini, tetapi bagi ratusan bahkan jutaan perokok di seluruh
dunia, berusaha untuk menjauhi kebiasaan ini menjadi sebuah perjuangan
yang terus berlangsung. Kecanduannya terhadap zat kimia mematikan yang
disebut nikotin membuatnya sulit sekali untuk berhenti merokok.
Ketergantungan terhadap nikotin timbul saat zat kimia dan zat-zat
lainnya ini telah mencapai otak dan mengaktifkan sel-sel kebahagiaan,
yang kemudian membuat efek pengubah-suasana hati yang memberikan
kenikmatan selama beberapa saat.
Kenikmatan jangka pendek ini bagaimanapun juga dapat menyangkal pesan
yang jelas bahwa merokok secara jangka panjang akan
menyebabkan kanker paru-paru, emfisema, dan gagal jantung.
Penelitian-penelitian juga menunjukkan jika merokok memiliki efek
samping terhadap kesehatan seksual, baik pria maupun wanita. Sejumlah
penelitian memperlihatkan merokok berhubungan dengan kesulitan dalam
mendapatkan dan mempertahankan ereksi. Berbagai racun di dalam rokok,
terutama karbon monoksida, dapat merusak sistem sirkulasi, yang
menghalangi peredaran darah di penis yang dibutuhkan untuk ereksi.
Ditambah lagi, merokok adalah salah satu penyebab terbesar dari
disfungsi ereksi.
Suatu penelitian yang dipublikasikan di jurnal urologi tahun 2000
menemukan bahwa 68% pria dengan tekanan darah tinggi yang berumur 40-79
tahun mengalami disfungsi ereksi. Setidaknya 45% diantaranya
dipertimbangkan sebagai penyakit seksual yang berat. Tekanan darah
tinggi pada pria dapat menyebabkan kadar testosteron yang rendah, yaitu
hormon pria yag berperan krusial bagi stimulasi seksual.
Kadar testosteron yang rendah menyebabkan penurunan stimulasi dan
aktivitas seksual. Racun-racun yang terkandung didalam rokok juga dapat
membahayakan testis. Merokok akan berefek pada cairan semen dan sperma,
sehingga menurunkan kualitas dan mobilitasnya. Pria yang merokok
cenderung memiliki jumlah sperma yang sedikit dan juga sperma yang tidak
berfungsi dengan baik, bila dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Berbagai zat yang ditemukan didalam rokok juga dapat membahayakan
ovarium, penelitan telah memperlihatkan bahwa wanita yang merokok atau
pernah merokok akan mengalami kesulitan untuk hamil dengan kemungkinan
kehamilannya turun hingga 40% untuk setiap siklus menstruasi. Semakin
lama seorang wanita merokok, semakin sulit baginya untuk bisa hamil.
Efek merokok terhadap kesehatan seksual telah diabaikan sejak
penelitian-penelitian sebelumnya hanya berfokus pada efek merokok
terhadap timbulnya penyakit sistem kardiovaskular.
Memahami efek samping merokok terhadap kesehatan seksual seseorang
mungkin dapat menjadi suatu motivasi bagi banyak orang untuk berhenti
merokok. Bergabung dengan suatu program yang membantu untuk berhenti
merokok; dan berkonsultasi dengan dokter tentang obat-obatan yang dapat
menurunkan hasrat ingin merokok mungkin juga dapat memmbantu untuk
berhenti merokok. Beberapa orang berhasil dengan menggunakan metode
alternatif seperti hipnosis. Meskipun mungkin ini adalah suatu kebiasaan
yang sangat berat untuk ditinggalkan, berhenti merokok adalah salah
satu hal terbaik yang dapat dilakukan seseorang untuk meningkatkan
kehidupan seksualnya dan kesehatannya secara keseluruhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar